11.4.10

Bisakah Amalan Orang Hidup Membantu Mayit?

Para ulama sepakat bahwa di antara amal ibadah manusia ada yang pahalanya terus berkembang dan mengalir kepada pelakunya meski pun ia sudah meninggal dunia. Ada pun amal-amal tersebut adalah sebagaimana yang terdapat dalam riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw bersabda:

"Apabila anak Adam meninggal dunia terputuslah amalnya kecuali dari tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak yang shaleh yang mendoakan untuknya"

Merujuk pada hadits tersebut, sebagian ummat Islam berpendapat bahwa amal-amal lain selain tiga jenis amal tersebut tidak bisa membantu si mayit, dengan artian tidak sampai kepadanya. Dalam hal ini termasuk amal-amal ibadah orang lain yang masih hidup. Di antara dalil yang mendasari pendapat ini adalah ayat terakhir QS. Al-Baqarah: "…dia mendapat (pahala) yang usahakannya, dan dia menanggung (dosa) yang dikerjakannya."

Namun mayoritas ummat Islam berpendapat bahwa selain ketiga amalan tersebut masih ada amalan-amalan lain yang bisa membantu mayit, termasuk amal ibadah yang bersumber dari orang lain yang masih hidup. Dan dalil-dalil yang mereka gunakan ini kelihatannya lebih kuat dari yang pertama tadi. Berikut di antara jenis amal tersebut beserta dalilnya:

1. Doa dan istigfar orang yang masih hidup untuk mayit
Para ulama sepakat dengan yang ini.

Sabda Rasulullah Saw: "Jika kalian menshalati mayit, maka ikhlaskanlah doa untuknya" (HR. Ibnu Majah danAbu Daud).

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Saw juga berdoa: "Ya Allah, ampunilah orang-orang yang hidup dan yang meninggal dari kami" (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

2. Sedekah
Imam Nawawi menyebutkan adanya ijma' ulama sampainya pahala sedekah kepada orang yang sudah meninggal, baik ia sedekah yang dilakukan oleh anaknya maupun orang lain.

Dari Abu Hurairah ra, seorang laki-laki berkata kepada Nabi Saw: "Ayah saya telah meninggal. Dia meninggalkan harta dan dia tidak berwasiat. Apakah diampunkan untuknya jika aku bersedekah darinya?" Beliau Saw bersabda: "Ya" (HR. Muslim dan Ahmad).

3. Puasa
Dari Ibnu Abbas, seorang laki-laki datang kepada Nabi Saw, lantas bertanya: "Wahai Rasulullah. Ibuku telah meninggal dan dia meninggalkan puasa satu bulan. Apakah saya bisa mengqadha untuknya?" Sabda beliau: "Jika ibumu punya hutang, bukankah kau yang melunasinya?" Jawab laki-laki itu: Ya. Sabda beliau: "Hutang kepada Allah lebih berhak untuk dilunasi" (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Haji
Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas, seorang perempuan dari Juhenah datang menemui Rasulullah Saw, lalu berkata: "Ibu saya pernah bernadzar untuk berhaji, tetapi dia belum melaksanakannya hingga meninggal dunia. Apakah saya (boleh) berhaji untuknya?" Jawab beliau Saw: "Hajikanlah untuknya. Bukankah kalau ibumu punya hutang, engkau yang melunasinya?" (HR. Bukhari)

5. Shalat
Daruquthni meriwayatkan, seorang pria bertanya: "Wahai Rasulullah, dulu saya berbakti kepada dua orang tua saya di saat mereka masih hidup. Lalu bagaimana saya berbakti kepada mereka setelah mereka wafat?" Rasulullah Saw bersabda: "Di antara cara berbakti setelah kematian (mereka) adalah engkau shalatkan untuk mereka dalam shalatmu dan engkau puasakan untuk mereka dalam puasamu."

6. Bacaan Qur'an
Di antara ulama yang berpendapat sampainya pahala bacaan Al-Qur'an kepada si mayit adalah Ahmad bin Hanbal dan sekelompok pengikut madzhab Syafi'i. Sementara Imam Nawawi sendiri menyebutkan: "(Pendapat) yang paling masyhur dalam mazhab Syafi'i adalah tidak sampai."

Nah, adapun prakteknya: Setelah selesai membaca Al-Qur'an, si pembaca berdoa dengan doa seperti berikut: "Ya Allah, sampaikanlah seperi pahala bacaan saya ini kepada si fulan."

Harus dengan Niat
Ibnu Aqil menyebutkan bahwa ketaatan berupa shalat, puasa dan bacaan Qur'an yang pahalanya dihadiahkan untuk mayit akan sampai kepadanya dengan syarat sudah diniatkan lebih dahulu sebagai hadiah. Ibnul Qayyim juga mendukung pendapat ini.

Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan:
1. Adanya amal ibadah manusia yang pahalanya bisa terus bertambah dan mengalir untuknya walaupun ia sudah meninggal dunia.

2. Amal ibadah orang lain yang masih hidup ada yang pahalanya bisa membantu orang yang sudah meninggal dunia.
Wallahu a'lam.

*Referensi: Fiqhussunnah, Sayyid Sabiq, Penerbit Darul Fathi, Kairo, 1999.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oase Risalah


Dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah Yang Esa, tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan (bersaksi bahwa) Isa (Yesus) adalah hamba Allah dan rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang Dia tiupkan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan (bersaksi bahwa) surga dan neraka itu benar, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai kadar amalnya" (HR. Muslim)

Dari Anas ra, Nabi Muhmmad Saw bersabda: "Tidak seorang pun yang bersaksi dengan ketulusan hati bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, melainkan Allah akan mengharamkannya dari api neraka" (HR. Bukhari Muslim).