5.4.09

Percaturan Politik Menjelang Pemilu

Pendahuluan
Percaturan politik saat ini semakin hangat dan seru saja. Kita sama-sama tinggal menghitung hari untuk sampai ke tanggal Pemilu, 9 April 2009 yang jatuh pada hari Kamis. Di antara para caleg ada yang optimis dan merasakan "kalau bisa hari tidak ada malamnya" sehingga bisa bergerilya mendatangi massa. Sebaliknya, ada juga yang ragu dengan kemampuan diri dan menginginkan "cepatlah selesai pemilihan umum" tersebut. Di sisi lain masyarakat sebagai sasaran dari para caleg, sudah mulai jenuh dan kebingungan dengan para caleg-caleg tersebut karena banyaknya caleg dari berbagai partai maupun independen.
Motivasi kuat untuk berjuang agar dipilih oleh partai politik sebagai kandidat, dipilih oleh para pemilih dan bekal dana yang memadai merupakan persyaratan yang harus dipenuhi. Untuk ini semua, para caleg harus mengembangkan kualitas dan kapasitas dirinya baik rasa percaya diri, wawasan pengetahuan, meningkatkan cakrawala seni berpolitik seperti mampu membentuk opini, memformulasikan gagasan/pemikiran dan menyampaikan ide dengan tegas, berpenampilan menarik, dan lain sebagainya. Dalam perjalanan waktu sosialisasi, banyak sudah cendera mata di tangan masyarakat seperti kalender, kartu nama, jilbab , kaos, stiker, pembelian sembako murah bahkan ada yang gratis, pengobatan gratis, dan lain-lain. Begitu juga dalam rangka mencuri perhatian masyarakat tak jarang kita lihat iklan para caleg yang terkesan mengada-ada dan bisa dibilang lucu, seperti pamphlet calon yang bersanding dengan binatang buas (macan), dengan president AS (Obama), pakai pakean kraton, tapi belum dijumpai caleg yang pake topeng monyet. Akan tetapi bisa kita maklumi, berbeda kepala tentu bermacam idenya, yang penting tujuan utama mereka adalah merangkul suara sebanyak-banyaknya.

a. Kampanye.
Kampanye pemilu dibuka secara resmi pada 16 Maret kemaren oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Abdul Hafiz Anshary. Pasca dibukanya kampanye resmi seakan-akan barisan partai politik tak bisa sabar terjun ke alun-alun buat berekspresi dan menyuarakan orasi di depan massa. Banyak macam cara dan ragam sarana yang di manfaatkan oleh sebahagian partai dalam rangka menawarkan visi misinya masing-masing. Bahkan terkadang kita menyaksikan cuplikannya di dunia maya, jadi terkesan lucu dan menggelitik. Contohnya saja ada yang berkampanye dengan menangkap ikan bersama di kolam serta memakai atribut partai. ada yang berkampanye dengan pesta minuman keras, yang kampanye dengan membuat kontes waria/banci dan ada juga yang berkompanye dengan membersihkan tanah wilayah pekuburan. Pokoknya mulai dari cara kompanye yang biasa seperti kebanyakan partai nasionalis yang berjoget dipanggung sampai dengan cara-cara kreatif dengan aksi sosial bisa kita saksikan, apalagi baru-baru ini ada bencana di Situ Gintung, partai-partai politik berlomba-lomba memanfaatkan situasi, partai yang selama ini tidak nampak di bencana seperti itu tiba-tiba muncul dengan belasungkawa dan perhatian super aktif. Membuat beberapa pihak keberatan jika atribut partai di pajang disana, walau pun keberatan pihak-pihak itu tidak beralasan, karna dengan melarang partai yang memberi bantuan memajang atribut disitu sama dengan meminimalisir bantuan dan itu tindakan bodoh namanya.
Kembali ke aksi sosial partai politik tadi, terkadang kita berpikir " kenapa perhatian sebahagian partai politik cuma terlihat saat menjelang pemilu saja? Itupun dengan penampilan yang aneh dan berbau maksiat? Apa maksud semua ini? Pantas tidak kita mengangkat mereka jadi pemimpin? Silahkan jawab sendiri.
Di tengah meriahnya masa kampanye dengan aturan yang di tetapkan KPU, ternyata banyak sekali dijumpai pelanggaran mulai dari pelanggran kecil seperti mengikut sertakan anak-anak dalam kampanye, sampai pelanggaran besar seperti money politic yang sebahagian partai tak segan-segan melakukannya. Kemudian dalam rangka menjatuhkan lawan politik antar partai ada tuduh-menuding, jatuh-merendahkan, fitnah dan berita bohong pun sering terpublikasi. Seperti pembesar dari sebuah partai Islam yang merasa sering terzalimi mengatakan: "Pernyataan fitnah itu bisa jadi bumerang. PKS bisa semakin besar kalau difitnah. Simpati masyarakat kepada PKS itu anti korupsi," kata mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid usai kampanye terbuka di Lapangan Irepka, Depok, Jawa Barat. Tak hanya itu, saling menyinggung dan menjatuhkan juga terus berlangsung di antara partai berkuasa PD dan partai oposisi PDIP. Namun itulah warna perpolitikan di Indonesia kita, itulah buah dari demokrasi dan reformasi yang kita usung.

b. Calon Pemimpin Kita
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ambisi untuk menjadi wakil rakyat dan pimpinan itu besar sekali di Negara agraris, Indonesia ini. Barangkali itu bukti bahwa Indonesia punya banyak kader yang siap jadi pemimpin. Tapi untuk saat ini kita butuh pemimpin seperti apa? Persaingan politik yang kian memanas ini seakan telah membuat para calon bertindak aneh, ada yang minta ke arwah leluhur dengan datang ke pekuburan, ada yang menyewa dukun dan lain sebagainya yang secara otomatis menunjukkan rendahnya moral sebahagian caleg yang akan maju. Makanya persaingan yang sangat ketat dan nafsu untuk menjadi anggota legislatif ini diperkirakan akan mengakibatkan banyak caleg yang tidak lolos mengalami stres. Dalam kaitan ini, wajar apabila sejumlah rumah sakit sudah mempersiapkan sarana pendukung kesehatan, termasuk yang dilakukan pihak rumah sakit jiwa (RSJ)," kata mantan Mendagri Syarwan Hamid dalam dialog kenegaraan bertajuk ‘Kasus DPT dan Legalitas Pemilu 2009’ di Gedung Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Senayan, Jakarta, Rabu (25/3)

c. Koalisi Antar Partai
Banyaknya partai yang tampil di panggung perpolitikan akan menyulitkan sebuah partai bisa untuk merangkul suara yang cukup tinggi, bahkan menurut sebahagian pengamat bahwa tidak ada nanti partai manapun yang akan mendapatkan suara sampai 30% dari perolehan suara. Oleh sebab itu, jauh-jauh sebelumnya masing-masing partai yang dianggap berkompoten sudah melirik partai mana yang bisa diajak join untuk merebut kursi kepresidenan nanti. Seperti misalnya gagasan koalisi segi tiga emas (golden triangle) antara Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Golkar dan PDI Perjuangan. Dengan bergabungnya GOLKAR dan PDIP yang masih dianggap partai besar itu tentu akan sangat memungkinkan untuk maju ke depan. Dan target mereka tidak tanggung-tanggung; 40%. Adapun kelompok koalisi partai yang diperhitungkan lainnya, sebenarnya belum pasti namun Presiden PKS, Tifatul Sembiring mengisyaratkan bahwa PKS lebih condong ke Partai Demokrat (PD) ketimbang ke PDIP dan Partai Golkar. Sebab kebanyakan kader PKS menolak berkoalisi dengan 2 parpol pemenang pemilu 1999 dan 2004 itu. Cuma dua kelompok koalisi ini yang diperhitungkan oleh para pengamat politik, sebagaimana yang diungkapkan pengamat politik luar negeri, Dr Musthafa Abdurrahman di Opening PKS Expo Mesir 19 Maret kemarin bahwa partai yang diperhitungkan di pemilu 9 April mendatang Cuma 4 partai yaitu: PKS, PD, GOLKAR dan PDIP. Selain itu tidak akan dapat suara yang signifikan. Apalagi partai-partai baru yang masih belum dikenali masyarakat. Adapun mengenai koalesi GOLKAR VS PD yang telah berjalan hampir lima tahun itu, rasanya sudah banyak indikasi bahwa itu tidak bisa dipertahankan lagi, apalagi setelah Yusuf Kalla memproklamirkan diri untuk Capres periode mendatang.

d. Golput
Menjelang pemilu April mendatang, wacana Golput kembali mengemuka. Dari gejala pada beberapa pilkada, dapat dilihat adanya kecenderungan meningkatnya kalangan masyarakat yang memilih golput. Sedemikian khawatirnya pemerintah akan meningkatnya golput, sampai sampai pemerintah melibatkan ulama untuk mengeluarkan fatwa golput itu haram.
Golput atau golongan putih dengan kata lain tidak memberikan suara/tidak memilih merupakan hal yang boleh disengaja dan boleh tidak.
Berikut beberapa alasan munculnya aksi golput tersebut :
• Pertama. Golput teknis, yakni mereka yang karena sebab-sebab teknis tertentu berhalangan hadir ke tempat pemungutan suara atau mereka yang keliru mencoblos sehingga suaranya dinyatakan tidak sah.
• Kedua. Golput teknis-politis, seperti mereka yang tidak terdaftar sebagai pemilih karena kesalahan dirinya atau pihak lain (lembaga statistik, penyelenggara pemilu).
• Ketiga. Golput politis, yakni mereka yang merasa tidak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tidak percaya bahwa pemilu akan membawa perubahan dan perbaikan.
• Keempat. Golput ideologis, yakni mereka yang tidak percaya pada mekanisme demokrasi dan tidak mau terlibat di dalamnya entah karena alasan ideology pemahaman agama yang yang salah, atau memang karma bodoh, dan tak berpikir luas.
Tentunya yang dimaksud oleh fatwa MUI tentang pengharaman golput tersebut adalah golput yang sengaja karna kontra politik atau ideologi. Dan penulis merasa aneh dengan orang-orang yang berpikir pendek seperti itu. Contohnya Gusdur yang selalu asbun/asal bunyi ibarat tong kosong menyuarakan golput, padahal setelah dikaji, ternyata pernyataannya itu keluar karna sakit hati dan jengkel dengan PKB, “Ini kan urusan peribadi, kenapa di kaitkan dengan urusan dan masa depan Negara, pantas dia diserang bertubi-tubi oleh ulama NU sendiri yang membesarkan dia selama ini.” Logika sederhana saja bagi yang golput, adalah bahwa “golput” berpandangan bahwa jika masing-masing partai/calon presiden tidak dianggap layak untuk dipilih maka lebih baik negara ini kosong dari seorang pemimpin. Jika demikian, maka gawatlah negara kita ini, bisa hancur berantakan! Apakah kita menginginkn keadaan negara kita demikian? Kalau jawabannya tidak, mengapa harus golput? Dalam agama saja sikap seperti itu tidak diperbolehkan, bahkan di dalam hadis ada anjuran “jika di antara kalian ada tiga orang bepergian maka pilihlah salah satu di antara kalian sebagai pemimpin.” Ini menunjukkan supaya ada yang mengatur. Apalagi dalam sebuah negara yang cukup besar dengan penduduk yang cukup banyak ini. Oleh karena itu, diharapkan pada pilpres 2009 tidak ada lagi golput, semua masyarakat harus menggunakan hak pilihnya agar pemilihan berlangsung dengan sehat dan demokratis.

e. Jadi Pemilih Cerdas
Suatu hal yang harus dipahami oleh masyarakat adalah bagaimana untuk dapat menjadi pemilih yang cerdas agar ‘tidak salah pilih’. Memang mudah menyebutkan “ jadilah pemilih cerdas”, tetapi ternyata sulit juga dalam menentukan pilihan tersebut.
Baiklah, pada tulisan kali ini, penulis mencoba menyajikan beberapa indikator yang dapat membantu dalam menentukan pilihan yang cerdas.

Tips untuk menjadi pemilih yang cerdas:
Lihat latar belakang caleg seperti ketaatan tingkat pendidikannya, kemampuan organisasi/kepemimpinan, sumber kekayaan yang dimiliki dan juga keluarganya. Kesemua ini penting untuk menghindari terjadinya 3 M (Menguras, Menimbun, Mengembalikan) ketika seorang kontestan itu sudah duduk di parlemen.
a. Seberapa besar interaksi yang telah dilakukannya langsung dengan masyarakat bawah.
b. Lihat aktivitasnya di tengah-tengah masyarakat. Ini dapat diamati langsung melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan oleh kelompok-kelompok (seperti memberi ceramah pada pengajian, nara sumber pada kegiatan seminar/lokakarya) , mengadakan pengobatan gratis, penyuluhan kesehatan, pogging, dan lain-lain. Kemudian secara tidak langsung dapat dibaca melalui tulisannya di media cetak surat kabar, kegiatan-kegiatannya yang dipublikasikan di media massa, debat kandidat di televisi dan lain-lainnya yang menunjang.
c. Kemampuan berkomunikasinya harus ada.
d. Lihat perahu (Partai) yang mengusungnya jadi calon wakil rakyat.

Penutup
Pemilu sebagai cakra perubahan dari berbagai kegiatan perpolitikan yang dilakukan berbagai komponen bangsa, baik dalam kampanye, seminar, diskusi atau debat, kita dapat menggaris bawahi, bahwa keinginan para elite politik adalah; Pemilu akan dijadikan cakra perubahan total dari keadaan yang ruwet, sejak reformasi digulirkan lebih dari 10 tahun lalu, demi kesejahteraan rakyat. Oleh sebab itu kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik dan terpelajar harus berpartisipasi untuk mendukung dan mengangkat peminpin yang taat dan adil untuk kesejahteraan Umat.
(Ismail nasution/dari berbagai sumber).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oase Risalah


Dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah Yang Esa, tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan (bersaksi bahwa) Isa (Yesus) adalah hamba Allah dan rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang Dia tiupkan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan (bersaksi bahwa) surga dan neraka itu benar, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai kadar amalnya" (HR. Muslim)

Dari Anas ra, Nabi Muhmmad Saw bersabda: "Tidak seorang pun yang bersaksi dengan ketulusan hati bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, melainkan Allah akan mengharamkannya dari api neraka" (HR. Bukhari Muslim).