25.8.09

Shaikh As-Syahid Izzuddin Al Qassam (1871-1935 M)

Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam lahir di sebuah daerah bernama Jableh di Syiria pada tahun 1871 M/1288 H dari keluarga Arab muslim. Kemudian mengenyam pendidikan di Al-Azhar Kairo sejak berumur 14 tahun. Dia ditetapkan sebagai staf pengajar di Mesjid Jami’ Jableh di Syiria.
Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam merupakan salah seorang ulama Islam yang berkeyakinan bahwa hanya jihad dan peranglah satu-satunya jalan untuk melawan musuh yang telah menjajah tanah air dan mengotori tempat-tempat suci. Dan tidak ada kemulian pada seorang muslim yang tunduk pada musuh atau berteman dengan mereka atau mencintai mereka, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim”.
Shaikh As-Syahid Izzuddin Al Qassam pindah ke Palestina setelah pemberontakan yang dipimpin oleh Muhammad Al Baithar di Syiria berhasil dipadamkan oleh penjajah Prancis. Shaikh As-Syahid Izzuddin Al Qassam tinggal di sebuah desa dekat dengan Haifa bersama Shaikh Muhammad Al-Hanafy dan Ali Al Hajj Ubaid. Di lahan jihad yang baru ini Shaikh Al-Qassam menjadi staf pengajar pada salah satu madrasah Haifa. Beliau juga bergabung dengan Jam’iyyah As-Syubban al-Muslimin dan terpilih menjadi ketua umum pada tahun 1928. semua ini beliau lakukan untuk menutupi gerakan jihad yang ia rintis dari pengetahuan penjajah Inggris dan agar dapat berhubungan langsung dengan seluruh lapisan masyarakat.
Gerakan jihad yang dipelopori oleh Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam dimulai dengan mendidik pemuda-pemuda Islam dengan pendidikan Islami, menanamkan akidah Islam pada jiwa mereka, menyelesaiakan perselisihan- perselisihan yang ada dan menjelaskan kepada umat Islam bahaya hijrah Yahudi ke Palestina dan bahaya yang diakibatkan oleh penjualan tanah kepada Yahudi serta menjelaskan kejahatan-kejahatan yang di lakukan oleh penjajah Inggris di Palestina. Semua itu beliau lakukan di saat-saat mengajar di madrasah, khutbah di mesjid dan pada penyampaian pelajaran-pelajaran lain yang beliau adakan di mesjid-mesjid. Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam juga mengadakan sekolah malam untuk mengajar orang-orang yang buta huruf serta berkumpul bersama sahabat-sahabatnya untuk membicarakan ide-ide jihad fi sabilillah.
Shaikh As Syahid Izzuddin Al Qassam juga mengkritik ulama-ulama Islam di masa itu yang mengabaikan atau tidak bersungguh-sungguh dalam menyerukan jihad fi sabilillah melawan penjajah. Menurut beliau para ulama Islam termasuk orang yang sangat bertanggungjawab atas penjajahan Inggris di palestina karena mereka tidak menyerukan kepada jihad untuk melawan penjajah Inggris dan Yahudi Internasional, padahal mereka jelas-jelas berusaha menghancurkan Islam, memisahkan antara agama dan politik dan berusaha untuk menjadikan agama laksana tengkorak yang tidak bernyawa.
Semakin lama, gerakan Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam ini mulai tercium oleh penjajah Inggris. Inggris kemudian mengirim mata-mata untuk mengawasi gerakan Shaikh Al-Qossam, hingga pimpinan militer Inggris di Haifa mengirim surat kepada Shaikh As-Syahid Izzuddin yang isinya :
“Shaikh…! Kenapa Anda bergerak untuk melawan kami?”
Shaikh As-Syahid Izzuddin Al Qassam kemudian mengeluarkan mushaf dari saku jubahnya dan berkata: ”Kitab inilah yang menyuruh kami untuk berjihad dan kami sekali-kali tidak akan melanggarnya”.
Dakwah Shaikh As-Syahid Izzuddin Al Qassam akhirnya membuahkan hasil. Banyak di antara pemuda-pemuda palestina yang ikut bergabung. Perang pun berkobar sejak awal tahun 1935 H. Janin, Nablus dan Tulkarem. Palestina menjadi saksi bisu atas penculikan-penculikan tentara-tertara Inggris oleh para pejuang, peledakan kereta api, penyerangan terhadap tentara Inggris serta pembunuhan terhadap pengkhianat-pengkhianat yang bekeja untuk kepentingan penjajah. Semua ini dilakuan di kegelapan malam dengan sangat rapi dan terorganisir yang menyebabkan kerugian besar di pihak penjajah.
Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam adalah salah seorang ulama yang sangat dihormati, jujur serta berakidah yang lurus. Beliau bukan tipe orang orang berdakwah kepada jihad tetapi tidak ikut berjihad, atau tipe orang yang membiarkan santri-santrinya berperang tetapi ia tidak ikut berperang sebagai mana yang dilakukan oleh kebanyakan orang saat ini. Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam sendiri terjun langsung ke medan pertempuran bersama pejuang-pejuang lainnya untuk melawan penjajah Inggris dan Yahudi Internasional.
Penjajah inggris akhirnya berhasil mengepung Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam bersama sahabat-sahabat serta santri-santrinya yang mengakibatkan terjadinya pertempuran dahsyat antar tentara yang memperjuangkan kebenaran dan tentara yang memperjuangkan kebathilan di Janin Palestina. Perang berakhir pada tanggal 25 November 1935 M1354 H. Shaikh As-Syahid Izzuddin Al-Qassam dan sebagain sahabat-sahabatnya gugur sebagai syahid dan sisanya ditahan oleh tentara penjajah Inggris serta disiksa di dalam tahanan dalam waktu yang lama.
Dari kisah perjuangan Shaikh As Syahid Izzuddin Al Qassam kita bisa mengambil pelajaran bahwa perjuangan dengan mengangkat senjata adalah satu-satunya jalan menuju Bait al Maqdis, hanya jihad (perang)lah yang dapat menggoncang musuh bersama para pengkhianat-pengkhianat lainnya. Adolf Hitler mengirim surat kepada rakyatnya pada tahun 1936 M yang isinya :
“Wahai rakyatku! Jadikanlah Arab Palestina sebagai contoh bagi kalian. Mereka berjuang melawan Inggris dan Yahudi internasional dengan semangat yang membara padahal tidak seorang pun yang ikut menolong mereka. Adapun kalian, sungguh dunia ada dibekangmu”.
Juga Wilson (salah seorang komandan militer inggris di beberapa medan pertempuran melawan rakyat Palestina) berkata: ”Sungguh 500 orang Arab Palestina yang mengobarkan perang gerilya, tidak akan bisa dikalahkan hanya dengan satu divisi (satuan militer yang terdiri dari 3 sampai 5 brigade yang jumlah anggotanya 10.000 sampai 15.000 orang) yang bersenjata lengkap”.
Jika semua pemimpin-pemimpin Islam membaca sejarah dan mengambil pelajaran dari sejarah, tentu Israel tidak akan berani mengambil satu jengkal pun tanah Palestina apalagi sampai membunuh lebih dari 1330 syuhada dan mencederai lebih dari 6000 orang palestina. Kita berdoa semoga Allah membangkitkan pejuang-pejuang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya serta dicintai oleh Allah dan rasul-Nya yang akan membebaskan Palestina dari cengkeraman musuh. (Komaruzzaman Hasibuan Lc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Oase Risalah


Dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah Yang Esa, tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan (bersaksi bahwa) Isa (Yesus) adalah hamba Allah dan rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang Dia tiupkan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan (bersaksi bahwa) surga dan neraka itu benar, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai kadar amalnya" (HR. Muslim)

Dari Anas ra, Nabi Muhmmad Saw bersabda: "Tidak seorang pun yang bersaksi dengan ketulusan hati bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, melainkan Allah akan mengharamkannya dari api neraka" (HR. Bukhari Muslim).