12.3.10

Muhrim; Wanita yang Haram Dinikahi dalam Islam

Tidak semua perempuan boleh dinikahi. Ada beberapa perempuan yang haram dinikahi. Mereka ini disebut dengan "al-muharramaat" atau para muhrim. Muhrim ini ada yang bersifat abadi (muabbad) dan ada yang menurut kondisi tertentu (muaqqat).

Sebab-sebab muhrim abadi ada tiga, yaitu: nasab, mushaharah dan penyusuan. Semuanya disebutkan di dalam QS. An-Nisa': 23.

Rinciannya adalah sebagai berikut:
A. Nasab (keturunan), mereka adalah:
1. Ibu, nenek dan seterusnya ke atas
2. Anak perempuan, cucu perempuan dan seterusnya ke bawah
3. Saudara perempuan
4. Bibi dari garis ayah
5. Bibi dari garis ibu
6. Anak perempuan saudara laki-laki
7. Anak perempuan saudara perempuan

B. Mushaharah (perkawinan)
1. Ibu dari isteri, neneknya dari pihak ibu dan ayah dan seterusnya ke atas.
2. Anak dan keturunan dari isteri yang sudah digauli, atau lebih tepatnya anak tiri.
3. Isteri dari anak (menantu)
4. Isteri dari ayah (ibu tiri)

C. Penyusuan
Penyusuan menyebabkan muhrim-nya ibu susuan dan orang-orang yang menjadi muhrim anak ibu susuan. Jadi, saudara sepenyusuan, ibu dari ibu susuan, anak-anaknya, saudari-saudarinya akan menjadi muhrim baginya.

Ada pun "al-muharramaat" dalam kondisi tertentu adalah:
1. Saudari isteri (lih. QS. An-Nisa': 23)
2. Bibi isteri, dari pihak ayah dan pihak ibunya (HR Bukhari dan Muslim)
3. Isteri orang lain dan perempuan yang masih dalam masa iddah.
4. Isteri yang ditalak tiga, kecuali setelah menikah dengan orang lain dan diceraikannya.
5. Di saat sedang ihram
6. Menikahi hamba sahaya dalam kondisi mampu menikahi wanita merdeka
7. Penzina, kecuali setelah dia bertaubat (lih. QS. An-Nur: 3).
Wallahu a'lam.

52 komentar:

  1. Assalamu'alaikum wr.wb.

    Haturnuhun pisan atas uraiannya, smoga Allah SWT senantiasa melimpahkan hidayah-Nya buat sdr penulis n buat kita smua jg,amien.

    Punten ini mah ya, bukannya mo mengoreksi tp mo minta penjelasan lg nih Ustdaz, teman2!!!

    Sebagian dari kita kyknya udah pernah dengar ya bahwa ada perbedaan antara MUHRIM dengan MAHRAM (MAHROM), statementnya gini ustadz :

    Muhrim artinya orang yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertahallul.

    Sedangkan Mahram/Mahrom artinya orang yang merupakan lawan jenis kita, namun haram (tidak boleh) kita nikahi. Namun kita boleh bepergian (safar) dengannya, boleh berboncengan dengannya, boleh melihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan, dst.

    Lalu minta dijelasin ya Ustadz istilah yg sebenarnya kita pake , saya pribadi jg sebenarnya msih lebih familiar sama Muhrim untuk nyebut yg haram kita nikahi tu.

    Berharap nih Ustadz sama Tashrifnya ya untuk kata MUHRIM dan MAHROM.^_^

    Mksih sangeeet.

    BalasHapus
  2. Waalaikumussalam ww
    Amien, terima kasih doanya.

    Ditinjau dari bahasa aslinya (Arab), memang istilah yang lebih tepat utk menyebut orang yang haram dinikahi adalah MAHRAM/mahrom. Namun karena kata MUHRIM di Indonesia sudah menjadi hal yang biasa dipakai secara lisan dan tulis, maka ia pun menjadi kata baku. Atau dengan kata lain MUHRIM telah menjadi terjemahan baku dari MAHRAM. Sehingga kalau kita membuka kamus2 bahasa Indonesia yg sudah menjadi standar, kata MUHRIM dg arti yg di atas biasanya kita dapatkan.

    Adapun MUHRIM, dalam pemakaian bahasa Arab (sperti dlm kamus Al-Ashry) bisa mempunyai arti:
    1. orang yg (sdg) berihram
    2. orang yg berada di bawah perlindungan kita

    Secara ilmu sharaf, MAHRAM berasal dari kata HARUMA - YAHRUMU - HURMan wa MAHRAMan.... dst
    Dan MUHRIM berasal dari AHRAMA - YUHRIMU - IHRAAMan ... dst

    Wallahu a'lam...

    BalasHapus
  3. Siiplah klo begitoh!

    Syukron katsiroh

    BalasHapus
  4. Assalamualaikum wr. wbustad..
    Terima kasih banyak atas penjelasannya ustad.
    Namun saya ingin bertanya,
    lalu bagaimana jika wanita di sunting oleh anak dari saudara laki-laki ayahnya.
    Apakah itu boleh ustad?

    Mohon bantuannya ustad.
    Terima kasih.

    Assalamualaikum wr.wb.

    BalasHapus
  5. asalamualaikum.wr.wb. Ustad, mohon bantuannya atas pertanyaan saya di atas. Agar orang terdekat saya tidak salah langkah. Terima kasih ustad. wassalam

    BalasHapus
  6. Sdr Anonim, sblumnya mohon maaf ats keterlambatan balasan pertanyaan.

    Anak dari saudara ayah tidak termasuk muhrim. Jadi sah2 saja menikahi anak paman. Hanya saja pernikahan dg kerabat dekat menurut beberapa ilmuan bisa mempengaruhi keterbelakangan mental anak nantinya. Tp ini hanya hasil sebuah penelitian manusia yg bisa benar dan keliru. Toh Rasulullah saw sendiri menikahkan putrinya (Fatimah ra) dengan anak pamannya (Ali ra). Malah anak keturunan mereka semuanya normal, bahkan mentalnya lebih baik daripada orang2 sebayanya.

    BalasHapus
  7. Ass..
    Trm ksh atas penjelasanx ustad..
    Tp ada sbagian org berpndapat yg boleh dinikahi jika ia di wanita hanya dengan anak laki2 dari saudara perempuan ayah bukan anak laki2 dari saudara laki2 ayah. Bagaimana hal tsb mnrut ustad??

    Wss..

    BalasHapus
  8. Waalaikumussalam ww.
    Sepupu (anak paman)itu tidak termasuk muhrim kita. Jadi boleh2 saja menikahi mereka. Jawaban selengkapnya bisa juga dilihat disini: http://www.eramuslim.com/ustadz-menjawab/menikah-dengan-anak-paman.htm

    BalasHapus
  9. aslm....
    saya mengatakan....

    apakah sepupu jauh orang tua kita (min: sepupu 2 kali dst)termasuk muhrim jg???

    BalasHapus
  10. Waalaikumussalam ww
    Sdri Aprilia, jika sepupu yg lbh dekat dari mereka itu saja (sprti anak paman kandung) bukan termasuk muhrim, maka sudah lebih utama kerabat yang lebih jauh bukan muhrim kita.

    BalasHapus
  11. Assalamualaikum wr.wb.
    ustadz saya mau bertanya.
    saya(perempuan) berpacaran dengan anak(laki-laki) dari adik perempuan ayah (tante). apakah kita bisa menikah? hukumnya bagaimana?

    BalasHapus
  12. Assalamualaikum...pa uztaz yg ingin sy tanyakan apakah kita bisa menikah dengan anak dari sepupu satu kali(keponakan laki2)....mhon jwbannya yang jelas pak...wassalam

    BalasHapus
  13. @Sdri Anonim: Menikahi anak laki-laki dari adik perempuan ayah (anak namboru; bhs batak) itu tidak dilarang, dengan kata lain boleh.

    @Sdri Eppyquw: Sepupu itu bukan muhrim kita, dan tentu anaknya juga bukan muhrim kita. Dengan demikian tidak apa-apa menikah dengannya. Yg tidak boleh itu adalah menikah dengan anak dari saudara/i kandung.
    (Wallohu a'lam)

    BalasHapus
  14. siapa aja wanita-wanita yg jika kita bersentuhan maka wudlu kita akan batal ustadz ?

    BalasHapus
  15. Assalaamualaikum, pak ustadz..
    Mudah2an pak ustadz bs memberi saya penjelasan..
    Pak ustadz, Bisakah saya menikahi anak perempuan dr adik perempuan kakek saya?
    Tolong penjelasannya. Terima kasih.

    BalasHapus
  16. Assalamualaykum

    Ustadz,perkenankan saya bertanya.jika x menikahi anak dari kakak neneknya apakah diperbolehkan..trims

    wassalamualaykum

    BalasHapus
  17. Asssalamu Alaikum Wr.. Wb..
    Aq pacaran sama Tante (sepupu 2x dari Bapak) apa bisa kami lanjut ke jenjang pernikahan?

    BalasHapus
  18. @Anonim (16 Januari): wanita-wanita yg jika bersentuhan kulit dg laki2 akan membatalkan wudlu adalah para muhrim yg disebutkan pada artikel di atas.

    @Sdr/i Areev, Anonim & Nhy Paeni: Mereka yg tdk termasuk muhrim (yang disebutkan dalam artikel di atas) boleh dinikahi. Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  19. Apakah anak paman/bibi(Saudara Sepupu)baik dari jalur ayah atau ibu boleh dinikahi?

    BalasHapus
  20. assalamualaikum
    pak ustadz, anak dari adik kakek saya dari ibu (sepupu ibu) melamar saya, apakah saya boleh menikah dengannya?
    dengan kata lain, kakek dari ibu saya namanya mbah yono, dia punya anak namanya sovi
    sedangkan jalur dari kakek saya punya anak perempuan yaitu ibu saya, lalu saya dan sovi itu boleh menikah?

    BalasHapus
  21. Assalaamu'alaikum, ustad..
    Saya perempuan berjilbab yang sudah bersuami.
    1. Di hadapan siapa sajakah saya boleh buka jilbab?
    2. Bolehkah suami saya memeluk adik perempuan saya?

    BalasHapus
  22. Waalaikumussalam ww.
    @YOBIZ & Anonim (September 06, 2011): Karena mereka bukan muhrim, maka sah2 saja menikah dengan mereka. (Wallahu a'lam)

    BalasHapus
  23. @Anonim (September 18, 2011):

    Waalaikumussalam ww:

    1. Diperbolehkan bagi org2 yg disebutkan dlm QS An-Nur ayat 31, yaitu: Suami, ayah, ayah dari suami, anak sendiri, anak suami (dr istrinya lg lain), saudara laki2, putra saudara laki2, putra saudara perempuan, perempuan (sesama) islam, hamba sahaya sendiri, pelayan (tua)yg sudah tdk memiliki hasrat dan anak kecil yg blm mengerti ttg aurat.

    2. Tidak diperbolehkan, di antara alasannya karena bukan muhrim.
    (wallahu a'lam bi ash-shawab)

    BalasHapus
  24. Mau tnya?
    Kakak saya mau nikah ma perempuan itu
    lha perempuan itu pnya adik perempuan ga
    lha adik perempuan itu blehkan menikah dengan saya jg
    nnti klu kakak udah menikah khan berarti dah saudara, apakah boleh adiknya jg menikah ma adiknya itu

    BalasHapus
  25. Asslmualakim wr wb ustadz
    maaf yg kmrn ga pakai salam soalnya buru
    Mau tnya?
    Kakak saya mau nikah ma perempuan itu
    lha perempuan itu pnya adik perempuan ga
    lha adik perempuan itu blehkan menikah dengan saya jg
    nnti klu kakak udah menikah khan berarti dah saudara, apakah boleh adiknya jg menikah ma adiknya itu

    BalasHapus
  26. Wa'alaikumussalam ww.

    Gak apa2. Sebab dia bukan muhrim.
    Wallohu a'lam.

    BalasHapus
  27. aslm..mau tny sdkit ustadz,bgmana hukum menikahi sepupu ibu dimana ibu dgn sepupunya tersebut termasuk mahram. apakah pernikahan sang anak dgn sepupu ibunya(msh mahram) tersebut haram?mhn penjelasan

    BalasHapus
  28. Waalaikumussalam ww. Ibu dan sepupunya bukan mahraman. Sbb hubungn sepupu tidak menjadikan seseorng sebagai mahram. Anak dengan sepupu ibunya jg bukan mahraman. Karena itu tdk ada larangan menikah dg sepupu ibu. Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  29. Assalamu'alaikum...
    kakak ge mana hukumnya kalau saya menikah dari anak saudari ibu. maksudnya ibu dari laki2 dan perempuan adik beradik... kan d sini kita berdua sepupuan... jd ge mana hukumnya kak.. haram atau halal jika menikah???

    BalasHapus
  30. apakah hubungan yang saya jalani ini haram atau tidak
    saya dari pihak laki2

    saya menjalin hubungan dengan seorang wanita , nah wanita tersebut adalah masih sodara saya sendiri begi alur dari keluarga saya

    saya ceritakan secara singkat alurnya sebut saja kake saya namanya andi dan kakany kakek saya manya anto

    ==>alur keluarga saya
    {kake saya mempunyai anak nah anaknya yaitu
    (ayah saya sendiri) dan lahirlah( SAYA)

    ==>alur klurga si cewe
    {kake dy punya anak nah
    (anak namanya yati(disamarkan))
    lalu melahirkan dan
    (mempunyai anak namanya tutu(disamarkan) )
    nah si tutu ini setelah menikah mempunyai
    ( anak cewe yang saya taksir)


    hukumnya gmna tu

    tolong yang tau kasih penjelesan dunk hukumnya gmna bls ke email chrisna_praditya@rocketmail.com

    BalasHapus
  31. assalamualaikum,,,
    ustadz.. ana mau tanya. kalo misalkan sang suami meninggal dan istri menikah dgn laki2 lain, apakah anak dari istri dan almarhum suaminya termasuk muhrim bagi si ayah tiri?

    BalasHapus
  32. asalamualaikum ustad
    saya mo nanya saya sekarang berpacaran dengan anak saudara perempuan ibu saya,,,gmn hukum nya ustad pa blh...?

    BalasHapus
  33. asallamualaikun ustad saya mau nanya
    pa boleh saya menikah dengan anak dari saudara perempuan ibu...pliss bantuin ustad
    saya gak tau musti bilg ma siapa lagi

    BalasHapus
  34. asalamualaikum ustad
    nama saya UDIN
    saya mau nanya saya urutkan dulu kronologinya ibunya saya mempunyai kakak lelaki punya anak perempuan kemudian punya seorang putri apakah saya boleh menjalin hubungan dengan putri tersebut..... terimakasih

    BalasHapus
  35. Assalamualaikum ustad, saya mau tanya... saya perempuan, dijodohkan oleh orangtua yang masih terhitung saudara saya, (lelaki itu adalah cucu dari kakak perempuan (bude) dari ayah saya) apakah masih termasuk mahram yg haram untuk dinikahi ustad, terima kasih, wassalamualaikum

    BalasHapus
  36. assalamualaikum ww,
    ustad..., saya seorang laki-laki, apakah saya boleh menikahi cucu perempuan dari adik laki-laki kakek saya ?, dan anak dari adik kakek saya itu (ayah wanita yang ingin saya nikahi) beliau adalah laki-laki, atau dengan kata lain ayah saya dan ayah wanita yang ingin saya nikahi itu adalah saudara sepupu. jadi apakah saya boleh menikahi wanita tsb ?

    BalasHapus
  37. assalammualaikum pak ustad. saya mau tanya diantara syarat diatas yg tidak dibolehkan adalah salah satunya anak perempuan saudara laki-laki. apakah itu maksudnya sepupuan tidak boleh menikah?? trima kasih. mohon d balas pertanyaan saya

    BalasHapus
  38. assalammualaikum pak ustad. saya mau tanya bolehkah seorang laki1 menikah sepupu perempuan dari ank kakak ibu saya

    BalasHapus
  39. assalamu alaikum pak ustad.saya mau tanya apakah saya boleh menikahi anak dari sepupu 1 X saya. dalam hitungan dia termasuk keponakan saya.terima kasih.

    BalasHapus
  40. assalamu alaikum ustad. saya mau nanya ibu saya punya kakak laki-laki.kakak laki-laki ibu punya anak perempuan, kemudian anak perempuannya menikah dan punya putri. yang saya tanyakan.apakah saya bisa menikah sama putri ini.terima kasih.

    BalasHapus
  41. Waalaikumussalam ww.
    Sebelumnya, mohon maaf ats kterlambatan tanggapan dr kami.

    Hampir semua pertanyaannya tentang muhrim atau tidaknya sepupu 1x, 2x dst. Dan ini sebenarnya sdh dijawab.

    Sekali lg kami tegaskan bahwa SEPUPU mnurut hukum Islam bukanlah muhrim, jadi BOLEH2 saja MENIKAH dengan mereka.

    Ada pun anak tiri, maka statusnya adalah muhrim.

    Trmksh.

    BalasHapus
  42. apakah kita boleh menikahi kentang?

    BalasHapus
  43. Assalamualaikum wr. Wb
    Aku mau tanya, apakah boleh menikah dengan sepupu yang beda kakek/nenek ?

    BalasHapus
  44. Asalamualaikum,
    mao nanye nih tad, ceritanye ane laki" nih boleh kage ngawinin cewe tapi tuh cewe anak dari adiknye babeh ane ? Sekalian hukumnye ye tad :)
    Oke deh tad ane tunggu jawabannye, ateng bawe kayu tengkiu . Hahaha
    Wasallamualaikum Wr.Wb

    BalasHapus
  45. @Anonim (Selasa & Jumat): pertanyaan senada sdh dijawab di atas. SIlahkan dicek :)

    BAGI YG INGIN BERTANYA TTG HUKUM MENIKAHI SEPUPU/ANAK PAMAN atau BIBI, silahkan cek jawabn2 FOSTIMPALA MESIR dan AM di atas.

    trmksh

    BalasHapus
  46. Siang pak . Apa boleh menurut agama dan kesehatan jika saya menikah dengan cucu dari paman saya ?

    Jadi ayah saya punya abang, abangnya punya anak perempuan dan anaknya itu punya anak laki2 . Apaboleh saya nikahi keponakan saya itu pak ?

    BalasHapus
  47. Assalamualaikum,
    Pak.ustad,saya agus,_(laki'')
    Saya di larang keras sama kedua pihak keluarga,
    dari orngt saya dan orngt calon saya.
    Karena saya ingin menikahi PUTRI dari ADIK
    KAKE IBU SAYA, kenapa yah pa ustad, apakah memang hukumnya haram.
    Kalau urutannya, ibu saya punya kake, nah kake saya punya adik, nah adik kake punya (putri, ) yg dalam.kurung putri lah yg saya sayangi pa ustad

    BalasHapus
  48. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  49. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  50. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  51. assalamualaikum wr wb
    maaf bleh tnya.
    kalau misalkan si a mempunyai anak perempuan yaitu si b dan si c. si b sudah mempunyai anak perempuan yaitu si d. dan si c sudah bersuami dengan kakak saya. apakah boleh, saya menikahi si d?
    mohon penjelasannya

    BalasHapus

Oase Risalah


Dari Ubadah bin Shamit bahwa Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah Yang Esa, tidak ada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, dan (bersaksi bahwa) Isa (Yesus) adalah hamba Allah dan rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang Dia tiupkan kepada Maryam serta ruh dari-Nya, dan (bersaksi bahwa) surga dan neraka itu benar, niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga sesuai kadar amalnya" (HR. Muslim)

Dari Anas ra, Nabi Muhmmad Saw bersabda: "Tidak seorang pun yang bersaksi dengan ketulusan hati bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, melainkan Allah akan mengharamkannya dari api neraka" (HR. Bukhari Muslim).